Dalam studi hubungan internasional, para akademisi dan praktisi menggunakan pendekatan yang disebut "level analisis" untuk memahami dan menjelaskan dinamika interaksi antarnegara serta aktor-aktor lain dalam sistem global. Konsep ini berfungsi sebagai alat analisis untuk mengkategorikan sebab dan akibat dari peristiwa internasional berdasarkan tingkat atau lapisan tertentu.
Secara umum, terdapat empat level analisis yang digunakan dalam hubungan internasional, yaitu tingkat individu, kelompok, negara (atau unit domestik), dan sistem internasional. Masing-masing tingkat memberikan fokus dan penjelasan yang berbeda terhadap perilaku politik global.
1. Level Individu
Level ini melihat peran individu sebagai aktor kunci dalam
hubungan internasional. Keputusan-keputusan penting dalam politik global sering
kali bergantung pada pandangan dunia, kepribadian, psikologi, dan pengalaman
para pemimpin negara atau tokoh berpengaruh. Misalnya, keputusan invasi yang
diambil oleh Adolf Hitler atau pendekatan diplomatik yang dilakukan oleh
Mikhail Gorbachev dapat dianalisis melalui karakter pribadi dan latar belakang
mereka.
2. Level Kelompok
Level kelompok mengkaji bagaimana aktor kolektif di bawah
negara, seperti birokrasi, militer, partai politik, kelompok kepentingan,
media, atau perusahaan multinasional, mempengaruhi kebijakan luar negeri.
Pendekatan ini menyoroti dinamika internal dan pertarungan kepentingan dalam
organisasi atau institusi yang berperan penting dalam proses pengambilan
keputusan internasional. Misalnya, tekanan dari kelompok industri senjata
terhadap pemerintah dapat mendorong kebijakan luar negeri yang agresif. Dengan
demikian, kelompok berperan sebagai jembatan antara individu dan negara, yang
sering kali menjadi motor pendorong di balik arah kebijakan suatu negara.
3. Level Negara (Domestik)
Level ini berfokus pada karakteristik internal suatu negara,
termasuk sistem politik, struktur ekonomi, ideologi, tekanan dari kelompok
kepentingan, serta opini publik. Analisis pada tingkat ini menjelaskan
bagaimana faktor domestik memengaruhi kebijakan luar negeri dan perilaku negara
dalam sistem internasional. Misalnya, negara demokratis cenderung lebih memilih
diplomasi dibandingkan dengan negara otoriter dalam menyelesaikan konflik
internasional.
4. Level Sistem Internasional
Pada level ini, hubungan antarnegara dilihat sebagai hasil dari struktur sistem internasional yang anarkis, yakni tidak adanya otoritas tertinggi di atas negara. Penekanan diberikan pada distribusi kekuasaan global (misalnya, sistem bipolar, unipolar, atau multipolar), aliansi strategis, dan hukum internasional. Pendekatan realisme sering menggunakan level ini untuk menjelaskan konflik dan perang sebagai konsekuensi dari dinamika kekuasaan dalam sistem internasional.